Di balik jalan rabat beton yang kini membelah Desa Sungai Purun Kecil, ada jejak-jejak kebersamaan yang tak tampak oleh mata. Selasa itu, 4 Juni 2025, penutupan TMMD ke-124 bukan sekadar akhir dari pekerjaan. Bagi Satgas TMMD dan warga, ini adalah perpisahan dari kisah sebulan penuh peluh, tawa, dan kebersamaan.
Letkol Inf Benu Supriyantoko, S.H., Dansatgas TMMD, tak bisa menyembunyikan haru. “Semua selesai tepat waktu, tapi yang paling berharga adalah ikatan batin kami dengan warga,” ujarnya. Di desa itu, para prajurit bukan sekadar pasukan berseragam—mereka jadi bagian dari keluarga.
Usai upacara, beberapa prajurit terlihat memeluk warga, mengabadikan momen dengan kamera seadanya. Ada yang duduk berdoa di surau, ada yang menyuap nasi terakhir bersama tuan rumah tempat mereka tinggal. Tak ada protokoler, tak ada barikade. Hanya manusia-manusia yang saling menguatkan.
TMMD ke-124 telah rampung. Rumah dibangun, air bersih mengalir, lahan pangan dibuka. Tapi yang paling kuat adalah kenangan. Karena saat mereka pulang ke markas, Satgas membawa lebih dari sekadar laporan kegiatan—mereka bawa rasa, bawa cerita, bawa rakyat di hati mereka.