Mimika, 10 Mei 2025 — Di tengah sunyinya pelosok Papua, sosok pemimpin berseragam loreng hadir bukan sekadar membawa perintah, tapi membawa harapan dan kasih sayang. Dialah Letkol Inf M. Slamet Wijaya, S. Sos., M. Han., M.A., Komandan Satgas TMMD ke-124 Kodim 1710/Mimika, yang membuktikan bahwa menjadi pemimpin bukan soal duduk di balik meja—melainkan menyatu dengan rakyat yang dilayani.
Dalam kunjungan ke Kampung Pigapu, Distrik Iwaka, Letkol Slamet turun langsung ke lapangan, mengecek progres pembangunan fisik dan non-fisik yang menjadi program TMMD. Namun ada momen yang lebih menyentuh: ia membagikan susu kepada anak-anak kampung, menyuapi mereka dengan tangannya sendiri, dan menyapa mereka satu per satu dengan penuh kehangatan.
Tangannya mungkin penuh lumpur pembangunan, tapi hatinya penuh cinta untuk masa depan bangsa.
“Anak-anak ini adalah masa depan Indonesia. Kami ingin mereka mengenal TNI bukan hanya dari senjata, tapi dari kasih sayang. Dengan susu ini, kami berharap mereka tumbuh sehat, kuat, dan bahagia,” ungkap Letkol Slamet, dengan tatapan yang tak bisa menyembunyikan rasa sayangnya.
Suasana hangat dan penuh tawa pun tercipta. Di balik senyum malu-malu anak-anak saat menerima susu dari tangan sang komandan, tersimpan harapan baru—bahwa ada yang peduli, ada yang hadir, bahkan dari ujung struktur negara: TNI.
Bagi Satgas TMMD Kodim 1710/Mimika, membangun bukan hanya soal jalan dan jembatan. Ini tentang membangun kepercayaan, kedekatan, dan harapan di tengah keterbatasan. Dan Letkol Slamet adalah simbol dari pendekatan humanis itu.
“Kami ingin masyarakat merasa bahwa TNI bukan datang untuk memerintah, tapi untuk merangkul. Kami adalah bagian dari mereka,” tambahnya.
Aksi sederhana berbagi susu berubah menjadi gambaran besar: beginilah TNI hadir di tanah Papua—dengan tangan yang bekerja, kaki yang melangkah bersama rakyat, dan hati yang tulus mencintai negeri.
Letkol Inf M. Slamet Wijaya bukan hanya membangun jalan, tetapi juga membangun jalan hati antara rakyat dan TNI. Ia adalah bukti bahwa cinta kepada tanah air bisa diwujudkan lewat hal-hal kecil yang bermakna besar.
