Morowali – Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-123 TA 2025 yang dilaksanakan oleh Satgas Kodim 1311/Morowali memberikan dampak besar bagi masyarakat Desa. Dalam program ini, Satgas berfokus pada pembukaan jalan sepanjang 9,5 kilometer dengan lebar 24 meter, yang menghubungkan delapan desa di Morowali serta tiga titik wisata utama.
Desa IPI, yang terletak di Kabupaten Morowali, dihuni sekitar seribu dua ratus jiwa, mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Petani di desa ini mengandalkan tanaman jangka panjang seperti durian dan pala sebagai komoditas utama. Namun, seperti yang disampaikan oleh Arham, Sekretaris Kelompok Tani Tunas Mekar Desa IPI, distribusi hasil tani mereka selama ini terkendala oleh akses jalan yang terbatas.
“Tanaman jangka panjang kami adalah pala dan durian, namun distribusi hasil tani ke pasar sangat terganggu oleh kondisi jalan yang kecil dan sulit dilalui. Kami membawa hasil panen dengan motor rakitan, kadang jalan yang licin dan becek membuat kami kesulitan. Bahkan, ada kalanya motor yang kami gunakan terjatuh karena beban karung-karung hasil panen yang banyak,” cerita Arham.
Masyarakat Desa IPI memiliki tiga kelompok tani utama, yaitu Tunas Mekar, Lantinu Wijaya, dan Lafia. Keinginan mereka sangat sederhana yakni akses jalan yang lebih baik untuk mempermudah distribusi hasil pertanian mereka. Harapan ini pun akhirnya terwujud berkat program TMMD yang digelar oleh TNI.
“Ketika program TMMD dimulai, masyarakat sangat antusias. Bahkan, jika akses jalan itu melewati lahan atau tanaman kami, kami tidak mempermasalahkan. Yang terpenting adalah akses ke kebun kami terbuka lebar,” lanjut Arham.
Arham menuturkan bahwa pada masa panen 2024 lalu berbagai kendala teknis dan jalan ekstrem sering dihadapi oleh para petani.
“Ini adalah harapan masyarakat selama puluhan tahun. Akhirnya, akses ke kebun kami terbuka. Alhamdulillah, kami sangat bersyukur, berkat adanya program TMMD ini, warga Desa IPI merasa sangat terbantu ” tutur Arham saat ditemui, Sabtu, (1/3/2025).
Arham bahkan mengungkapkan, jika akses jalan ini harus dibiayai melalui Dana Desa, hal tersebut akan sangat sulit mengingat besarnya biaya yang diperlukan untuk membuka jalan selebar 24 meter, terlebih dengan kondisi medan yang berbukit.
“Beberapa ibu-ibu dari kelompok tani kami bahkan bersujud syukur. Kami sangat bersyukur karena dengan adanya jalan ini, proses distribusi hasil panen menjadi lebih mudah dan kami tidak lagi kesulitan mengangkut hasil pertanian kami ke pasar,” tambah Arham.
Tak hanya itu, Arham berharap agar program TMMD ini bisa berlanjut hingga jalan yang telah dibuka bisa diaspal, memberikan kenyamanan dan kemudahan lebih bagi masyarakat Desa IPI, terutama bagi para petani yang selama ini bergantung pada akses jalan yang memadai.
Dansatgas, Letkol Inf Alzaki, mengungkapkan komitmennya dalam mendukung pengembangan infrastruktur di Kabupaten Morowali. Bersama Pemda, Polres, serta masyarakat setempat, mereka sepakat untuk berkolaborasi dalam mewujudkan salah satu program yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat peningkatan infrastruktur jalan yang akan menghubungkan wilayah-wilayah yang selama ini terisolasi.
“Morowali saat ini masih sangat bergantung pada industri yang ada, namun untuk masa depan, kita harus mengembangkan ekonomi masyarakat melalui infrastruktur yang lebih baik,” ujar Letkol Alzaki dengan penuh keyakinan.
Letkol Alzaki menambahkan bahwa salah satu langkah konkret yang diambil adalah pembukaan jalan yang menghubungkan berbagai titik vital, dengan ukuran 24 meter lebar dan panjang 9,5 kilometer.
Menurutnya, proyek ini merupakan langkah penting untuk memperluas kesempatan ekonomi bagi masyarakat setempat.
“Alhamdulillah, Kodim 1311/Morowali, Pemda, Polres, serta tokoh agama, adat, dan pemuda yang ada di sini sudah bersepakat untuk berkolaborasi dalam upaya ini,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mendapatkan dukungan penuh dari seluruh Stakeholder dan tokoh masyarakat. Namun, tantangan terbesar dalam proyek ini bukan hanya soal waktu, tetapi juga kondisi medan yang cukup berat.
Letkol Alzaki mengungkapkan bahwa saat pertama kali disampaikan tentang target pengerjaan jalan sepanjang 9,5 kilometer dan lebar 24 meter dalam waktu singkat, dia sempat merasa terkejut. Salah satu pemimpin di Dinas Pekerjaan Umum (PU) menginformasikan bahwa secara teknis dan profesional, proyek ini hanya bisa diselesaikan dalam kurun waktu lima bulan.
“Saya kaget, tetapi saya meyakini bahwa jika kita melaksanakan dengan niat yang tulus, insya Allah kita bisa menyelesaikannya lebih cepat,” katanya.
Berpikir cepat, Letkol Alzaki bersama tim mulai mencari solusi agar target ini bisa tercapai. Mereka memutuskan untuk mengerahkan alat berat sebanyak 15 unit, yang kemudian akan ditambah dua unit lagi, sehingga menjadi 17 unit alat berat yang bekerja untuk mempercepat pembukaan jalan tersebut.
Tantangan fisik yang mereka hadapi tidak ringan. “Selain jarak yang jauh, kondisi medan di lokasi proyek sangat sulit. Di sana banyak gunung batu dan bukit-bukit keras yang harus dihancurkan dengan menggunakan breker,” paparnya.
Proses pemotongan bukit untuk memperoleh lebar jalan 24 meter dikenal sebagai tantangan tersendiri.
“Ibarat kita makan nasi tumpeng, kita harus memotong tumpengnya untuk mendapatkan ukuran yang sesuai,” tambah Letkol Alzaki dengan nada bercanda, namun tegas.
Proses penataan tanah urug yang berasal dari pemotongan bukit juga memerlukan kecermatan. Tanah urug tersebut harus dipindahkan ke kanan dan kiri untuk memastikan lebar jalan sesuai dengan target.
“Meskipun tantangan fisiknya berat, kami tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat Morowali,” ujar Letkol Alzaki dengan semangat.
Program ini, yang merupakan bagian dari upaya pembangunan jangka panjang di Morowali, menunjukkan bahwa meskipun dihadapkan pada tantangan fisik dan waktu yang ketat, kolaborasi antara pemerintah, TNI, dan masyarakat bisa menghadirkan solusi yang bermanfaat bagi kesejahteraan bersama. Dengan dibukanya jalan ini, diharapkan dapat membuka akses yang lebih baik bagi perekonomian, memudahkan distribusi barang, dan pada gilirannya meningkatkan taraf hidup masyarakat Morowali.