NUNUKAN – Aura semarak dan kehangatan kental terasa di Nunukan saat Tim Pengawasan dan Evaluasi (Wasev) pada Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 Kodim 0911/Nunukan tiba. Di tengah rangkaian acara penyambutan yang penuh makna, perhatian tertuju pada sebuah atraksi budaya yang memukau dan sarat filosofi: Tarian Tepung Tawar adat Tidung. Tarian tradisional yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari upacara penyambutan di kalangan masyarakat Tidung ini, dipersembahkan dengan penuh khidmat, bukan sekadar pertunjukan, melainkan simbol mendalam dari penghormatan tulus dan ucapan selamat datang nan hangat bagi para tamu kehormatan yang jauh datang dari ibu kota.
Di balik setiap gerakan gemulai dan ekspresi wajah yang berseri, tersimpan kebanggaan mendalam para penari, seperti yang diungkapkan oleh Sofia, salah seorang penari muda yang berkesempatan langsung menyambut Jenderal Bintang Satu beserta seluruh rombongan Tim Wasev. “Saya pribadi senang sekali, merasa terhormat dapat menari untuk menyambut langsung tim wasev yang datang dalam rangka TMMD Kodim 0911/Nunukan,” tutur Sofia, memancarkan kebahagiaan yang autentik. Momen ini tidak hanya sekadar tampil, tetapi menjadi pengakuan atas peran penting seni tari lokal dalam menyambut tamu negara, memicu antusiasme dan apresiasi tinggi dalam komunitas seni budaya Nunukan.
Pemandangan Brigjen TNI Raja Benny Arifin, Ketua Tim Wasev, beserta rombongan, disambut dengan penuh penghormatan oleh para penari Tarian Tepung Tawar pada Selasa, 20 Mei 2025, menggambarkan sinergi manis antara pembangunan dan pelestarian budaya. Setiap detail tarian, mulai dari gerakan tangan yang lembut, ekspresi wajah penuh keramahan, hingga langkah kaki yang lincah, mengiringi momen simbolis pengalungan kain penyambutan, menandai penerimaan dan penghormatan tertinggi. Makna tarian ini melampaui keindahan visual; ia mengandung doa keselamatan, kelancaran, dan membersihkan aura negatif, mencerminkan kearifan lokal yang menyertai setiap langkah pembangunan yang akan dijalankan oleh TMMD.
Kehadiran Tarian Tepung Tawar dalam penyambutan ini menegaskan bahwa program TMMD bukan hanya sekadar pembangunan fisik dan non-fisik, tetapi juga jembatan penghubung antara TNI dengan kekayaan budaya lokal. Ini adalah bukti nyata bagaimana TNI Manunggal Membangun Desa benar-benar meresap ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat, menghargai dan melestarikan warisan leluhur di tengah geliat pembangunan nasional.
TMMD ke-124 Kodim 0911/Nunukan sendiri, yang berpusat di Kelurahan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan, merupakan kolaborasi multisektoral yang melibatkan berbagai instansi dan masyarakat, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur dan kualitas hidup masyarakat, sebuah upaya “Manunggal” yang nyata untuk kemajuan Nunukan, yang akan terus berjalan hingga 4 Juni 2025 mendatang. (0911).