ACEH BARAT — Dalam semangat menjaga tradisi dan memperkuat ikatan antara TNI dan masyarakat, Serda Zulkifli, Babinsa Koramil 09/Samatiga Kodim 0105/Aceh Barat, turut hadir dalam acara Kanduri Blang yang diselenggarakan di Desa Pucok Lung, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (26/10/2025). Kehadiran beliau menjadi simbol nyata komitmen TNI dalam mendukung pelestarian budaya lokal serta mempererat hubungan emosional dengan masyarakat desa binaan.
Kanduri Blang merupakan tradisi adat masyarakat Aceh yang sarat makna. Acara ini digelar sebagai bentuk rasa syukur atas hasil pertanian dan doa bersama untuk kelancaran musim tanam yang akan datang. Lebih dari sekadar ritual, Kanduri Blang adalah momentum kebersamaan—tempat bertemunya nilai spiritual, sosial, dan budaya dalam satu harmoni.
Dalam suasana yang khidmat dan penuh kekeluargaan, Serda Zulkifli menyampaikan apresiasi atas semangat gotong royong dan kekompakan warga Desa Pucok Lung.
“Tradisi seperti Kanduri Blang adalah warisan luhur yang harus kita jaga bersama. Kehadiran Babinsa bukan hanya sebagai aparat teritorial, tetapi juga sebagai bagian dari masyarakat yang turut merasakan denyut kehidupan desa. Kami bangga bisa berdiri bersama masyarakat dalam menjaga nilai-nilai budaya dan kebersamaan,” ujarnya.
Acara dimulai dengan pembacaan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama setempat, dilanjutkan dengan jamuan makan khas tradisional yang disiapkan secara gotong royong oleh warga. Kehangatan dan antusiasme masyarakat terasa dalam setiap rangkaian kegiatan, menunjukkan betapa tradisi ini masih hidup dan menjadi bagian penting dari identitas desa.
Kehadiran Serda Zulkifli mendapat sambutan hangat dari para tokoh adat, perangkat desa, dan masyarakat. Mereka mengapresiasi peran aktif Babinsa dalam mendukung kegiatan sosial dan budaya, serta menjaga stabilitas dan keharmonisan wilayah binaan.
Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan adat seperti Kanduri Blang, Koramil 09/Samatiga menunjukkan komitmen nyata dalam pembinaan teritorial yang humanis dan berakar pada nilai-nilai lokal. Tradisi yang dijaga bersama bukan hanya memperkuat identitas budaya, tetapi juga menjadi jembatan yang menghubungkan TNI dengan hati masyarakat.








